Mengusung Kredo Agraria, Melintasi Tempat dan Waktu

 


Fragmen autobiografi Noer Fauzi Rachman, yang ditulis 
18 Juli 2015, dalam rangka mengingat ulang tahu setengah abad, ke-50.


Noer Fauzi Rachman

 

Saya tumbuh sebagai bagian dari generasi aktivis mahasiswa di kota Bandung di tengah hingga akhir tahun 1980-an, yang sedang haus akan penjelasan mengenai (a) mengapa dan bagaimana perampasan tanah rakyat berlangsung secara terus-menerus brutal untuk kepentingan perusahaan-perusahaan perkebunan, kehutanan, pertambangan, kawasan industri manufaktur, dan lainnya di seantero negeri membangun sistem produksi kapitalis beserta infrastruktur-infrastruktur pendukungnya?; (b) mengapa dan bagaimana pemerintah menggunakan dan menyalahgunakan kekuasaan, termasuk dengan hukum Negara, kewenangan lembaga-lembaga pemerintah, hingga mempergunakan budget dalam menciptakan proyek-proyek, untuk melancarkan perampasan tanah itu?; dan (c) Apa akibatnya terhadap hidup rakyat agraris, dan mengapa dan bagaimana rakyat agraris membentuk kepatuhan, kalah atau dikalahkan, atau membentuk perlawanan/resistensi menghadapi kekuasaan pemodal dan pemerintah yang represif demikian itu?