-- Suatu Panduan Metodologi
Noer Fauzi Rachman
Datangilah rakyat;
Hiduplah bersama mereka;
Belajarlah dari mereka;
Cintailah mereka;
Mulailah dengan yang mereka tahu;
Bangunlah dengan apa yang mereka miliki;
Ketahuilah pemimpin yang terbaik adalah ketika pekerjaan selesai dan
tugas dirampungkan, rakyat berkata, “Kami sendirilah yang
mengerjakannya”.
Lao Tsu[1]
Pendahuluan
Apakah yang menyebabkan kampung-kampung di pedesaan tidak menjadi tujuan pengabdian para pemuda-pemudi
sekarang ini, dan sekadar menjadi tempat berangkat? Salah satu jawabannya,
karena sekolah telah mengajarkan ilmu-ilmu yang membuat pemuda-pemudinya
pergi. Semakin tinggi tingkat sekolah orang-orang desa, semakin kuat pula
aspirasi, motif, dan dorongan mereka untuk meninggalkan desanya. Desa
ditinggalkan pemuda-pemudi yang pandai untuk mengenyam pendidikan lebih
tinggi. Semua itu akibat aspirasi, motif, dan dorongan untuk
memperoleh cara dan gaya hidup baru perkotaan modern, yang dianggap
sebagai keniscayaan yang harus ditempuh. Pemuda-pemudi desa sekarang ini
telah dan sedang menganut paham bahwa tenaga kerja manusia adalah komoditas, barang yang
diperdagangkan. Kota menjadi daya tarik, magnet, yang luar biasa. Badan
mereka di desa, tapi imajinasinya hidup di kota-kota. Lulusan
sekolah menjadi tenaga kerja di kota (urban workers). Mereka
berpikir dan bertindak yang berbeda secara total dengan orang tua
mereka.