…
Indonesia tanah yang mulya, Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada, Untuk selama-lamanya
Indonesia tanah pusaka, Pusaka kita semuanya
Marilah kita mendo’a, Indonesia bahagia
Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya, Bangsanya, rakyatnya, semuanya.
Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka, Merdeka, Tanahku, Negriku, yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka, Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya
…
Indonesia tanah yang suci, Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri, M’jaga Ibu Sejati
Indonesia tanah berseri, Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji, Indonesia abadi
Slamatlah tanahnya, Slamatkan putranya, pulaunya, lautnya, semuanya
Majulah negerinya, Majulah pandunya untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka, Merdeka, Tanahku, Negriku, yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka, Merdeka, hiduplah Indonesia Raya
(Lagu kebangsaan Indonesia Raya, Stanza ke-II dan ke-III)
Lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan pada setiap upacara resmi di sekolah maupun kantor-kantor pemerintahan, setiap awal dari dimulainya televisi, maupun pada awal acara-acara olah raga dan pemberian penghargaan pada sang juara. Sayangnya makna yang mendalam atas rasa kebangsaan jarang dihayati para pelantun dan pendengarnya. Yang umum diketahui hanyalah stanza ke-I dari lagu itu, tapi stanza ke-II dan ke-III jarang diketahui, disana terkandung makna yang mendalam mengenai status keberadaan manusia, tanah-air dan bangsa Indonesia sebagai kesatuan hubungan yang abadi, dan hubungan itu dijaga keabadiannya melalui ketetapan bersama untuk “Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya, Bangsanya, rakyatnya, semuanya”; dan juga untuk “Slamatlah tanahnya, Slamatkan putranya, pulaunya, lautnya, semuanya.”