Noer Fauzi Rachman
Buku Noer Fauzi Rachman (2016) Panggilan Tanah Air, Tinjauan Kritis atas Porak Porandanya Indonesia. Yogyakarta: Insist Press. Silakan lihat: https://insistpress.com/katalog/panggilan-tanah-air-tinjauan-kritis-atas-porak-porandanya-indonesia/
Istilah "tanah air" punya banyak padanan katanya dalam berbagai bahasa di seantero Nusantara, [1]misalnya:
- Di Aceh, ada istilah trimeng geunesah yang merupakan ungkapan pendek dari nangroe atau negeri. Nangroe atau negeri merupakan narasi "tanah air" dalam gambaran besar, sementara gampung adalah tanah air dalam lingkup kecil di Aceh Utara.
- Di Tidore ada istilah kie se gama malinga. Kie segam menggambarkan tanah air yang paling umum dalam bahasa Tidore. Kie artinya gunung, gam itu kampung = tanah air. Ada peribahasa, sari-sari ahu ma, kie segama to sadia, yaya seba tosoninga jou koma, fio raosito. Artinya perjalanan hidup yang berliku, tanah airku tinggalkan, ibu bapak ku kenangkan wahai, kapankah akan kembali. Adapula peribahasa Dodomi ma gonyihi. Artinya tempat tali pusar, tempat kelahiran, seperti dalam ungkapan "Gammalamo se oti maside yo so nou dodokmi mgonyihi taogi-togi geno koliho, raro kie se gam dodomi ma goniyhi." Artinya tanah di kampung dan layar-layar perahu, menaungi kampong halaman kami, walau kau pergi, wahai anakku pulanglah dan lihatlah tanah airmu, tempat tali pusarmu terkubur.